Sabtu, 03 Mei 2014

Deskripsi Iko Uwais

Iko Uwais




Nama lahir : Uwais Qorny
Nama lain        : Iko Uwais
Lahir               : 12 Februari 1983 (umur 31)
Tempat : Jakarta
Pekerjaan        : Aktor, koreografer film, atlet
Tahun aktif : 2007 - sekarang
Pasangan         : Audy Item
Anak : Atreya Syahla Putri Uwais


Uwais Qorny (atau yang dikenali sebagai Iko Uwais lahir di Jakarta, 12 Februari 1983; umur 31 tahun) adalah aktor, koreografer film, dan atlet pencak silat Indonesia. Ia memulai debutnya di dunia perfilman ketika memerankan Yuda, seorang perantauan Minangkabau dalam film Merantau tahun 2009.

Iko dibesarkan di lingkungan Betawi (penduduk asli Jakarta). Sejak berusia 10 tahun ia belajar seni bela diri tradisional Indonesia, pencak silat, di perguruan asuhan pamannya, Tiga Berantai, yang beraliran silat Betawi. Pada tahun 2003, Iko meraih posisi ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta. Pada tahun 2005, ia menjadi pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi pada Kejuaraan Silat Nasional.

Selain silat, Iko juga aktif bermain sepak bola. Iko sempat menjadi gelandang dalam Liga-B klub sepakbola Indonesia, namun menghentikan impiannya menjadi bintang sepak bola setelah klub yang menaunginya bangkrut. Keterampilan silatnya telah memberinya kesempatan untuk bepergian ke luar negeri dalam beberapa peragaan pencak silat di Inggris, Rusia, Laos, Kamboja, dan Perancis.

Perjalanan Menapak Jejak Islam 99 Cahaya di Langit Eropa

Perjalanan Menapak Jejak Islam
99 Cahaya di Langit Eropa




Penulis : Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 440 halaman
Terbit : Maret 2014
Cover : Softcover
ISBN : 978-602-03-0328-4
No Produk : 22401140001
Tags                 : Perjalanan Menapak Jejak Islam, Novel, Kisah Nyata, Travelling
Kategori         : Novel, Novel Asli, Nonfiksi, Agama, Traveling, Hobi dan Keterampilan



Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus itu terlihat biasa saja. Jika sedikit lagi saja hidungku menyentuh permukaan lukisan, alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu. "Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum," ungkap Marion akhirnya.


Apa yang Anda bayangkan jika mendengar “Eropa”? Eiffel? Colosseum? San Siro? Atau Tembok Berlin?

Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam.

Buku ini bercerita tentang perjalanan sebuah “pencarian”. Pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.

Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari saya, apa itu Islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang mempertemukan saya dengan para pahlawan Islam pada masa lalu. Perjalanan yang merengkuh dan mendamaikan kalbu dan keberadaan diri saya.

Pada akhirnya, di buku ini Anda akan menemukan bahwa Eropa tak sekadar Eiffel atau Colosseum. Lebih... sungguh lebih dari pada itu.

Ciri - Ciri Karya Ilmiah

Ciri-ciri Karya Ilmiah


Menurut sifatnya, karangan ilmu pengetahuan itu dapat dibedakan menjadi dua:

a. Karangan ilmiah
karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyejikan fakta umum dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang benar. Karangan ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.

b. Karangan non-ilmiah
Karangan non-ilmiah bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum.Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal

Apa pun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau akademisi. Karya Ilmiah harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Objektif. 
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.

Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.

Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.